1. Sinyal analog
Suatu sinyal analog dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Sinyal analog
Tampak pada gambar di atas, bahwa sinyal analog, atau gelombang suara, pada gambar diatas diperlihatkan suatu sinyal sinusioidal murni, mempunyai lembah dan bukit. Satu lembah dan satu bukit dinamakan satu putaran atau cycle, atau biasa juga disebut satu perioda, dilambangkan dengan T. Dan satuannya adalah detik (second), dilambangkan dengan s.
Apabila putaran gelombang itu terjadi berulang-ulang, maka muncullah konsep frekuensi. Sehingga dapat kita katakan frekuensi adalah jumlah putaran atau cycle tiap detik. Satuannya adalah Hertz, dilambangkan dengan Hz. Dan kilohertz (kHz) adalah seribu putaran tiap detik. Telinga kita hanya dapat mendengarkan suara dalam range frekuensi antara 20 Hz hingga 20 kHz. Dan frekuensi inilah yang menentukan pitch atau nada dari suatu suara. Ada yang tinggi dan ada yang rendah. Sedangkan dalam musik, satuan pitch ini biasa disebut oktaf. Satu oktaf adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang sama tetapi dengan jangkauan yang lebih tinggi.
Selain tinggi rendahnya nada, kita juga mengetahui keras atau pelannya suara. Inilah yang kita kenal dengan nama amplitudo atau intensitas suara. Jadi, kalau kita mendengar suara yang keras, maka molekul udara akan bergetar lebih kuat, sehingga suara yang sampai pada telinga kita terkesan sangat kencang atau terdengar sebagai suara yang keras. Besarnya amplitude sinyal diukur dalam satuan tegangan atau volt, yang dilambangkan dengan V. Kuat lemahnya suara biasanya juga dihitung dalam satuan decibel (dB). Karena itu, mungkin nanti kita membaca dibuku-buku literatur masalah musik atau audio terdapat kata-kata, kuat suaranya 80 dB atau musiknya bisa sampai level 120dB, kita sudah mengerti maksud dari kata-kata tersebut. Untuk mengukur kuat atau lemahnya level suara dalam decibel, kita bisa menggunakan alat yang disebut SPL Meter (Sound Preasure Level) Meter.
Sampai disini kita telah mengetahui, bahwa suatu sinyal suara itu mempunyai siklus getaran perdetik, dalam gambar terdapat pada sumbu vertikal dan mempunyai tingkat kekerasan atau amplitude, pada sumbu horisontalnya.
DAFTAR ISI PADA SERI TUTORIAL HOME RECORDING DENGAN NUENDO / CUBASE:
2. Set up studio digital profesional
3. Set up minimal studio digital
3. FORMAT AUDIO, MIDI DAN SOFTWARE RECORDING
6. PROSES MIXING DENGAN SOFTWARE
1. Penyelarasan tingkat kekerasan suara
3. Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai mastering
4. Mulai melakukan Audio Mastering
5. Step By Step Contoh Audio Mastering Dengan Menggunakan Software
6. Penutup cara mastering menggunakan Nuendo
8. PENUTUP
[…] 1. Sinyal analog […]
[…] 1. Sinyal analog […]
[…] 1. Sinyal analog […]
[…] 1. Sinyal analog […]
[…] 1. Sinyal analog […]
[…] 1. Sinyal analog […]
[…] 1. Sinyal analog […]