PENGERTIAN AUDIO MASTERING

Bagian 2

PENGERTIAN AUDIO MASTERING

Mastering adalah sebuah langkah akhir dari sebuah proses produksi audio. Yang menjebatani antara proses mixing dan pendistribusian. Gambaran mengenai proses produksi sebuah lagu atau album bisa kita lihat pada gambar di bawah ini.

proses produksi sebuah lagu

Gambar 1. Proses Produksi Sebuah Lagu

Dari gambar diatas bisa kita ketahui, bahwa proses mastering adalah langkah akhir dari proses pengolahan sinyal audio. Setelah itu baru di duplikat dan di distribusikan. Oleh karena itulah, untuk mempermudah proses mastering, maka data mixing harus sudah matang betul, sehingga di proses mastering nanti tidak terlalu banyak proses. Perlu diketahui, bahwa proses mastering hanyalah memoles hasil mixing, bukan memperbaiki data audio yang masih mentah. Proses mastering hanya membutuhkan data track tunggal stereo dari hasil mixdown mixing. (Pembahasan tentang Recording dan Mixing, bisa dibaca dibuku penulis yang lain yang berjudul “Digital Recording dan Internal Mixing”).

Pada saat proses mastering, biasanya engineer mengajak klien untuk berdiskusi. Misalnya saja mengenai masalah tingkat kekerasan suara. Karena pada saat ini ada standar baru yang berkenaan dengan dinamika sinyal suara. Sebagai gambaran, apabila sinyal audio itu terlalu besar amplitudonya, maka dinamikanya menjadi kecil. Hal ini bisa menyebabkan telinga pendengar menjadi cepat lelah atau sakit. Namun apabila sinyal audio itu level amplitudonya pada saat mastering tidak terlalu besar, maka sinyalnya mempunyai dinamika yang lebar. Telinga lebih nyaman untuk mendengarkan. Namun efeknya, suara menjadi lebih pelan dibandingkan dengan sinyal yang mempunyai dinamika yang kecil. Namun sesungguhnya hal ini bisa kita atasi dengan menambah level volume pada sistem audio kita, misalnya volume pada aktive speaker atau amplifier.

Namun pada saat ini nilai dinamika banyak yang mengabaikan. Kebanyakan musisi atau engineer hanya mengejar kerasnya suara hasil masteringnya. Sehingga rata-rata mempunyai dinamika yang kecil. Lain dengan hasil mastering pada era 80-an, hasil mastering mereka lebih berdinamika. Bahkan kalau kita bandingkan, terkadang hasil mastering di era 80-an sebanding dengan hasil mixing di era sekarang. Sehingga kalau kita dengarkan lagu-lagu lama, dan kita bandingkan tingkat kerasnya volume suaranya dengan lagu-lagu sekarang, maka lagu-lagu lama akan terasa lebih pelan.

Contoh sinyal yang mempunyai dinamika lebar

Gambar 2. Contoh sinyal yang mempunyai dinamika lebar

Contoh sinyal yang mempunyai dinamika kecil

Gambar 3. Contoh sinyal yang mempunyai dinamika kecil

Dari dua gambar diatas, bisa kita bandingkan antara sinyal yang mempunyai dinamika yang lebar atau besar dengan sinyal yang mempunyai dinamika yang kecil. Sinyal yang mempunyai dinamika yang kecil terlihat rata dan menyentuh batas layar. Sehingga perbedaan suara yang pelan dan suara yang keras hampir tidak ada. Ini membuat telinga kita kurang bisa menikmati bagian lagu yang lembut dan yang keras. Lain halnya dengan sinyal yang mempunyai dinamika yang besar, bisa kita lihat adanya perbedaan amplitudo disetiap bagian lagu. Dan sinyalnyapun yang paling tinggi amplitudonya tidak sampai menyentuh batas layar. Hal ini membuat kita lebih nyaman dalam menikmati musik, karena adanya perbedaan dinamika pada tiap-tiap bagian lagu. Selain itu telinga kita tidak juga tidak terlalu sakit dalam menikmati lagu tersebut.

Namun semua kembali kepada kita sendiri, seberapa keras kita menginginkan hasil mastering nanti. Apakah yang berdinamika besar ataukah kecil. Satu yang patut kita ingat, hasil mastering kita nanti adalah amat besar tergantung dengan data mixing yang kita terima. Kalau data mixing yang kita kerjakan sudah bagus, maka kerja kita diproses mastering tidak akan terlalu ribet. Tetapi kalau data mixing yang kita terima kurang bagus atau tidak sesuai harapan, maka ada baiknya kalau mixing engineernya kita minta untuk mengolahnya lagi.

DAFTAR ISI PADA SERI TUTORIAL HOME RECORDING DENGAN NUENDO / CUBASE:

1. PENDAHULUAN

1. Sinyal analog

2. Sinyal digital

2. SET UP STUDIO DIGITAL

1. Spesifikasi komputer

2. Set up studio digital profesional

3. Set up minimal studio digital

3. FORMAT AUDIO, MIDI DAN SOFTWARE RECORDING

1. Format audio

2. MIDI

3. Software recording

4. PROSES RECORDING

1. Proses recording

2. Proses recording audio

3. Proses recording MIDI

4. Export file

5. MENGEDIT DATA AUDIO

1. Menghilangkan noise

2. Fading

3. Analisa sinyal

6. PROSES MIXING DENGAN SOFTWARE

1. Penyelarasan tingkat kekerasan suara

2. Panning

3. Ekualisasi

4. Compression

5. Balance

6. Penambahan Efek

7. Otomatisasi

7. MASTERING

1. Pendahuluan

2. Pengertian Audio Mastering

3. Hal hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai mastering

4. Mulai melakukan Audio Mastering

 5. Step By Step Contoh Audio Mastering Dengan Menggunakan Software

6. Penutup cara mastering menggunakan Nuendo

8. PENUTUP

10 Comments

Leave a Reply