PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MEMULAI MASTERING MENGGUNAKAN NUENDO

Bagian 3

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SEBELUM MEMULAI MASTERING

mastering menggunakan nuendo. Sebelum kita memulai mastering sebuah lagu atau album, ada baiknya kita perhatikan hal-hal sebagai berikut :

  1. Mastering yang bagus adalah mengolah sinyal hasil mixing seperlunya saja. Apabila sinyal hasil mixing sudah cukup bagus dan tidak perlu ada penambahan efek yang lain, maka kita mastering sinyal tersebut tanpa menambah banyak efek. Karena bisa jadi dengan menambah efek-efek yang lain, mengakibatkan sinyal menjadi cacat atau bahkan bisa menimbulkan noise yang tentu saja hal ini tidak kita harapkan.
  2. Adakalanya Mastering Engineer memastering data lagu pada sampling 96kHz. Umumnya memang hasil recording atau mixing mempunyai sample rate sebesar 44,1 kHz. Apabila data yang kita terima mempunyai sampling rate sebesar 44,1 khz, kita bisa menaikkan sample ratenya dengan mengkonvertnya menjadi 96 kHz, baru kemudian kita olah. Setelah selesai kita turunkan lagi sample ratenya menjadi 44,1 Khz. Biasanya menggunakan dithering.
  3. Ada baiknya apabila data mixing yang kita terima mempunyai bit rate sebesar 32-bit. Hal ini akan menyebabkan sinyal audio tidak sampai peak. Dan data hasil mixing tidak terdistorsi. Setelah selesai mastering, kita turunkan bit ratenya menjadi 16-bit.
  4. Senantiasa percaya kepada telinga kita. Hal ini sangat penting. Karena ada kalanya ketika kita masih belum berpengalaman, kita biasanya menilai sebuah sinyal dari spektrumnya yang tampak pada layar monitor. Kita merasa sinyalnya terlalu besar low frekuensinya atau terlau kecil high frekuensinya. Sehingga kadang-kadang kita menurunkan level bassnya dan menaikkan level highnya, hanya berdasarkan dari pengamatan spektrum, tanpa kita dengarkan. Akhirnya terkadang hasilnya tidak karuan. Karena itulah kita juga harus benar-benar mendengar sinyal yang sedang kita olah. Sedangkan visual dari spektrum hanya sebagai alat bantu saja.
  5. Sinyal yang hendak kita mastering ada baiknya apabila mempunyai headroom sebesar -6dBFS. Hal ini akan membuat kita bekerja bisa lebih optimal. Karena masih mempunyai ruang yang besar antara puncak sinyal tertinggi dengan range maksimal untuk sinyal digital, yaitu sebesar 6dB. Apabila sinyal yang akan kita mastering mempunyai headroom yang hampir 0dB, maka apabila kita paksakan untuk melakukan proses mastering, maka hasilnya akan terpotong atau peak. Atau apabila kita ingin menyelamatkan sinyal tersebut, maka hasil mastering kita bisa-bisa lebih rendah amplitudonya dari sinyal mixing.
  6. Lebih baik lagi apabila kita melakukan proses mastering, DAW yang kita gunakan berbeda dengan DAW pada saat mixing. Dan janganlah kita memastering sebuah lagu, langsung saat itu juga setelah kita selesai melakukan mixing lagu tersebut. Tetapi tunggulah dua atau tiga hari lagi. Apabila selesai memixing sebuah lagu kemudian langsung kita mastering, kadang kala yang kita kerjakan adalah memperbaiki hasil mixing kita, bukan melakukan mastering yang sesungguhnya.

7 Comments

Leave a Reply